Jumat, 17 Februari 2017

hujan. aku dan kamu bercerita

Sebuah paragraf lepas bebas tidak terikat





Dan awanpun meruntuhkan rindunya pada tanah di dalam hujan. sejujur itu . . .




Rindu? Bagaimana aku tidak rindu ketika semua kenangan menepel di jendela dan berubah menjadi embun. Awwww jadi ingat lagu Utopia yang judulnya Hujan "Aku selalu bahagia saat hujan turun, karena aku dapat mengenangmu disini sendiri" punya pengalaman pribadi dengan lagu tersebut. mau aku ceritakan pengalaman itu?



Tema kali ini tepat banget dengan cuaca di sini, mendung-mendung manjah dan hujan badai galau, Ada apa dengan tema kali ini? mungkin Ibu Dewi Susanti mulai kedinginan membaluti tubuhnya, mungkin hatinya sudah mulai membeku? Jomblo buk? Kesihan tidak ada yang memeluk erat dikala hujan. Ini cobaan buk, sabar :D



Sebuah hubungan ibarat sepasang manusia berteduh dari hujan. kita punya dua pilihan, bermain bersama hujan atau tetap berteduh. aku memilih bermain hujan, menikmati setiap rintikan hujan, menikmati setiap dinginnya membaluti tubuh. sedangkan kamu lebih memilih tetap berteduh, memilih untuk hanya menikmati hujan dan menunggu pelangi dibanding bermain hujan bersama aku.



Dan kamu bertanya "Apakah kau suka bau tanah tersiram hujan? cintakah kau pada rintiknya? mengapa? ada apa dalam rintik itu? resahmu?



"Bagaimana aku tidak cinta kalau setiap rintik hujan mewakili rinduku, bagaimana aku tidak cinta kalau setiap rintik hujan mewakili cintaku yang tidak dapat lagi tertampung dalam satu wadah yang bernama harapan? jawabku (Obrolan malam itu bersama kalian Team Logistik) 



Aahh hujan menghadirkan suatu cerita yang berbeda-beda untuk setiap orang, termasuk aku punya cerita tentang hujan. hujan yang mulai mencoba membawa pikiranku lagi, mulai tertuju pada sosok seseorang? Sial!



Hujan membawaku kembali pada waktu dan tempat yang sempat pernah kita singgahi dulu sebelum mengenal kata pisah. Jalan-jalan yang bebatuan, genangan air yang bergemeritik di terpa hujan, gemuruh awan gelap. Semuanya memeluk kita di kala itu. Hujan menghadirkan riang tawa nyata dalam cerita kita. Kendaraan motor memenuhi pinggiran kota sejak hujan turun, kita saling berlomba-lomba berlari untuk ikut berteduh, tak peduli celana, baju dan sepatu terciprat kotoran sekalipun. Semua menjadi kenangan yang terasa sangat pahit tapi begitu manis.



2009 tepatnya semester 5 menjalin hubugan dengan junior, jadi inget tulisan sebelumnya tentang patah hati. cerita yang sama tapi dengan kasus yang berbeda. Semua sudah berakhir tidak ada lagi tegur sapa antara aku dan dia, karena disaat sebuah hubungan berakhir, semuanya juga ikut berakhir. 



Sore itu hujan sangat deras, aku menikmati hujan dengan secangkir kopi adalah pilihan yang tepat, untuk sekedar menghangatkan suasana di ruang tamu, bertemankan retakan dinding, detakan jam, sarang laba-laba bahkan debu di atas meja.



 o0o

waktu mulai perlahan melambat. 

aku tersisih dibelakangmu dalam keheningan  

mengasingkan diri merasa tidak berarti

teruntuk hanya mendekatimu

sial, kopi ini sudah terlalu dingin untuk aku nikmati

kopi, aku dan kenangan saling berkesinambungan

o0o

  



Wanita itu berdiri dibalik pohon kokoh depan rumah sambil menatap diam-diam kedalam, tepat di hadapanku, air hujan menetes tanpa henti dari luar tatapanku, semua angota tubuhnya kebasahan.



o0o

kenapa harus sembunyi dari datangnya hujan?

bukankan itu lebih asik menari di bawah girangnya hujan?

segirang ketika kamu bersama dia?

o0o





Membuka pintu rumah dengan perasaan bersahabat, mencoba melirik ke kiri dan kanan. Hujan semakin deras lalu aku mencoba untuk memberikan jas hujan, sebelum aku beranjak dari ambang pintu, tiba-tiba sebentuk payung terbuka di samping wanita itu. Aku mendapati sosok seorang wanita yang selalu aku sebut dengan sebutan mamak. Di payungin oleh mamak dan wanita itu melangkah masuk ke dalam rumah.



Pintu yang bewarna hijau, meja kaca berdebu, kursi kayu jati tua, senyum parasmu yang jelita, secangkir kopi dan kenangan menjadi kombinasi yang saling bersikenambungan

 



 Hujan ...

Aku pun sadar, hujan selalu punya cerita. Cerita tentang perjuangan dan kebahagian, atau bahkan cerita yang lain. Kini hujanku, hujanmu, hujannya memberikan arti penuh makna dan membekas di jiwa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar