Sabtu, 26 Januari 2019

Kapan menyusul? ~


Sebuah kalimat Bangs*t yang diucapkan para bangs*t juga!

Kalimat yang selalu di tanya ketika ke pernikahan siapa pun itu. Gw kira pertanyaan seperti itu bisa diselipkan dengan pertanyaan basa-basi, seperti menanyakan kabar atau pertanyaan lain yang tidak menyinggung secara langsung.

Gw rasa pertanyaan itu juga g layak kalian tanya ketika di keramaian, membuat orang yang kalian tanya seperti dipermalukan di depan yang lain.

Apa karena kalian sudah menikah, kalian berhak bertanya dan mempermalukan orang lain dengan pertanyaan seperti itu?
Apa kebahagiaan hidup seseorang itu sebatas menikah? Apakah pernikahan kalian bahagia? Pertanyaan berbalik kepada kalian!

Kalau pernikahan menjadi patokan kebahagian kalian, gw rasa terlalu picik, banyak hal yang lain yang bisa membuat seseorang bahagia, jalan-jalan menikmati matahari terbit dan duduk manja dipantai sambil menunggu matahari lelah menerangi siang, makan apa kita mau tanpa memikirkan biaya yang harus dikeluarkan.

Menurut gw menjadi seorang ayah atau ibu adalah sebuah cita-cita, sehingga kebahagiaan itu tercipta, bukan serta merta orang lain g memikirkan tentang pernikahan. Setelah kalian menikah, tidak adakah pertanyaan kapan mama papa nimang cucu? Bagaimana perasaan kalian di tanya seperti itu, disaat kalian belum di izinkan tuhan untuk dipercayai menjadi seorang ayah dan ibu?

Untuk meraih cita-cita (menjadi seorang ayah dan ibu) kita juga g bisa instan langsung dapat apa yang kita mau, perlu waktu dan usaha. Kalau waktu dan usaha kita sudah terlalu keras tapi belum ada titik terang, tinggal do’a ke sang penciptalah yang menjadi usaha terakhir.

Ingat. Pernikahan bukan sebuah ajang perlombaan siapa duluan dia yang menang, bukan ajang susul menyusul untuk menjadi menjadi yang pertama.
Pernikahan itu momen sakral, bukan untuk coba-coba atau sekedar status yang bisa kalian pamerkan ke orang-orang.

Wassalam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar