Sebuah
paragraf bebas lepas tidak terikat.
Bermula
dari salah satu anggota tim jones posting tulisan CEO Tim Jones yang berjudul
“Tulang rusuk dan pemiliknya, tidak pernah tertukar” Timbul lah ide nulis lagi
tapi berjadwal dan menjadi tantangan menulis di blog masing-masing dengan beda
‘tema’ tiap minggunya.
Tema
minggu ini 18 s/d 25 September 2016 “Jomblo (tidak) Ngenes! Sebenarnya sangat
kurang setuju sama temanya karna ini akan menjadi sedikit bukti dimana kata
Jones (Jomblo Ngenes) adalah kata yang tidak mencerminkan seseorang yang
jomblo, pasti kita akan lebih suka kata Lajang (bahasa halus dari kata jomblo).
it’s about being single
tapi tidak ngenes sama sekali, menjalani hidup ini dengan memberi waktu yang
cukup di tanganku baik untuk bekerja, makan, tidur, tertawa, ngobrol bahkan traveling. Jadi jomblo juga harus bisa
nunjukin kualitas diri yang hebat, Ya kan? Sebuah relationship terlalu mainstream
dengan hal-hal yang begitu saja, misalnya Ketemuan, Telponan, SMS-an, Chatting dan harus selalu kasih kabar
setiap saat tidak kasih kabar akan membuat masalah kesil menajdi besar lalu ribut.
Untuk apa menjalani sebuah relationship
kalau masih merasa terkekang, selalu di curigai, tidak di percaya, selalu
berusaha di atur pasangan dalam setiap hal? Kalian sehat? Hentikan sekarang
juga! Jangan sampai tulisan ini terlalu banyak cerita tentang yang namanya “relationship” biar tulisan ini tidak
melenceng dari tema, pokoknya relationship
bukan poin yang akan aku bahas.
Keromantisan
dan kebahagiaan akan terlihat ketika kalian berdua, Yakin? Tapi bukan berarti
saat kita sendiri kita tidak bahagia! Bukannya kita tidak harus jatuh cinta dan
tidak harus berada dalam suatu relationship
agar kita bisa merasakan yang namanya bahagia?. Kadang ngenes itu cuma masalah
sudut pandang tiap individu, cara setiap orang menilai aku tidak akan bilang
itu salah sama sekali karena semua orang punya cara pandangnya tersendiri
tentang jomblo. Tidak akan ada gunanya tulisan ini melemparkan fakta-fakta
hanya membuat mereka terkesan akan status jomblo, takutnya mereka berubah
pikiran berganti status dari relationship
ke jomblo.
“semoga
para jomblo diberikan ketabahan hati untuk melewati malam minggu ini dengan hashtag #prayforjomblo”. dan meraka tahu
bagaimana perasaan para jomblo saat melihat postingan itu? Apakah akan merasa
menjadi makhluk paling menderita? Apakah akan merasa seperti berada di neraka?
Aku rasa tidak sama sekali karena apalah istimewanya malam minggu bila terasa
sama dengan malam lainnya. Apakah saat mereka memamerkan kemesraan sebuah relationship di media sosial akan
membuat para jomblo akan iri? Membuat para jomblo akan menangis darah? (aahh
sedikit lebay), Apakah akan membuat para jomblo berpikir ‘kapan ya aku
seperti itu? (di tambah emoticon sedih dan emoticon menangis)’ Tetap dengan
jawaban tidak sama sekali karena para jomblo akan merasa seperti berada dalam sebuah
Diorama, para jomblo hanya menonton mereka yang memamerkan tiap karakter dan
akan siap untuk tertawa setiap adegan ketika para pamer keromantisan putus pada
waktunya dan mereka menghapus foto-foto yang susah untuk di crop sambil
menikmati secangkir teh Chamomile dan
beberapa biskuit. Eeiitts ini memang sebuah pembelaan dari seorang jomblo,
maksudnya mereka yang menulis dengan hashtag
#prayforjomblo dan pamer kemesraan itu adalah orang-orang yang sedang
bermasalah dengan kehidupan di relationship-nya,
bukannya suatu hubungan itu tidak perlu khalayak ramai tahu? Hahahahahahahaha
Bagaimana
kalau aku bilang aku jomblo karena tidak laku? Apakah itu terlalu berlebihan?
Apakah aku harus daftar acara biro jodoh yang penuh drama? Apakah aku harus
operasi plastic (Plastic Surgery) biar banyak mengejar dan memuja aku? Ikut
acara Takemeout di salah satu stasiun
televisi? Ahahh itu hanya halusinasi para jomblo yang sudah putus asa! Jangan
sampai deh terlalu larut dalam ego!
Melihat
Timeline media sosial yang berisi
motivasi untuk para jomblo, salah satu kutipannya seperti ini “Tuhan menjadikan
aku jomblo karena dia tidak ingin aku bersama seseorang yang tidak layak menghabiskan
waktuku” bahkan Sang Motivator terkenal bapak Mario Teguh pernah bilang di
tulisannya “lebih baik sendiri menunggu orang yang tepat daripada menghabiskan
waktu dengan orang yang salah” dan sampai ada perhelatan Tokyo Game Show 2016 game terbarunya Happy manager untuk para jomblo membuat suatu hubungan dan mengatur
3 wanita cantik di 1 apartement (membuat halusinasi para jomblo semakin
tinggi). Apakah itu semua dapat membesarkan hati? menyenangkan hati? membuat
kepala para-para jomblo membesar? Jawaban aku sudah pasti TIDAK sama sekali.
Ingat! Jomblo bukan karena tidak laku, jomblo bukan karena keinginan sendiri
dan jomblo bukan juga karena nasib TAPI jomblo itu adalah soal pilihan! Bukan
pilihan ganda yang sudah ada jawabannya. Melainkan Pilihan belum siap untuk
berhubungan. Percuma menjalani hubungan tapi jiwa masih ingin bebas.
Dengan
sendiri aku bebas kemana-mana tanpa harus melapor ke atasan (sebut saja pacar)
lagi apa, pergi kemana dan dengan siapa. Akhirnya aku mau bilang Jomblo itu bukan
suatu masalah. Masalah itu adalah ketika mereka memutuskan untuk menjalani
suatu hubungan agar terhindar dari status Jomblo. AKU JOMBLO TAPI AKU TIDAK
NGENES
Haiii laki2 aneh hahahhahahhah
BalasHapusDan dia adalah lelaki aneh yang sedang memilih untuk menjomblo, tetap semangat! ^^
BalasHapushai para senior :)
BalasHapus